Model Proses pengambilan keputusan
konsumen
Model-Model Pengambilan Keputusan
1) Classical decision model, dimana manager memiliki informasi sempurna dalam
lingkungan tertentu. Manager dapat mengetahui problem dengan jelas, dan tahu
semua alternative yang mungkin dan konsekuensinya. Hal ini sering disebut
dengan istilah optimasi keputusan yaitu, memilih alternative yang memberikan
solusi terbaik bagi problem organisasi.
2) Behavioral decision model, dimana informasi yang dimiliki manajer tidak sempurna
dan mengasumsikan bahwa orang bertindak berdasarkan nilai yang mereka terima
tentang suatu situasi. Hal ini sering disebut dengan istilah satisficing
decision adalah merupakan pemilihan alternative yang paling memuaskan dan
beberapa alternative yang ada.
Model Sederhana pembuatan Keputusan
Konsumen
Gambar
diatas adalah model yang di kemukakan oleh schiffman dan kanuk (2000) yang
menggambarkan keputusan konsumen
* Input
Komponen input merupakan
pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu
dan mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku
konsumen. Input yang utama adalah kegiatan-kegiatan bauran pemasaran dan
pengaruh-pengaruh social-budaya.
·
Input Pemasaran
Aktivitas-aktifitas pemasaran merupakan
usaha-usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan dan membujuk konsumen
agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha-usaha tersebut meliputi
empat ‘p’ atau bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion.
·
Pengaruh sosial budaya
Lingkungan social budaya yang dimaksud
antara lain: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial,
budaya dan subbudaya
* Proses
Komponen proses memperhatikan bagaimana
konsumen membuat keputusan-keputusan. Untuk dapat mengerti proses, harus
dipahami beberapa konsep psikologi terkait. Area psikologis adalah
pengaruh-pengarah internal yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan
konsumen. Pengaruh-pengaruh internal tersebut adalah motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian dan sikap. Proses pengambilan keputusan oleh seorang
konsumn terdiri dari tiga tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian pra
beli, serta evaluasi terhadap alternative.
· Sadar akan kebutuhan: konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika
menghadapi suatu masalah
· Pencarian pra beli:
pencarian pra beli dimulai ketika konsumen mempersepsi suatu kebutuhan yang
mungkin bisa terpuaskan dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk, konsumen
berada pada tingkatan ini jika ia merasa memerlukan informasi yang akan
digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk. Ada orang yang menjadikan
pengalaman sebagai sumber informasi. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan
pada kombinasi antara pengalaman masa lalu (sumber internal) dengan informasi
pemasaran serta informasi non komersial (sumber eksternal)
· Evaluasi terhadap
alternatif: ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang potensial, konsumen
cenderung mempergunakan dua tipe informasi yaitu:
o senarai merek yang mereka rencanakan untuk di gunakan dalam memilih (evoked
set)
o kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek
* Output
Komponen output menunjuk kepada dua
macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan erat, yaitu
·
perilaku beli: konsumen membuat dua tipe pembelian yaitu pembelian coba dan
pembelian ulang
·
evaluasi pasca beli: komponen terpenting dari evaluasi pasca beli adalah
pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen
terhadap seleksi yang dilakukannya. Analisis pasca beli yang dilakukan oleh
konsumen mungkin tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk dan
pengalaman yang di peroleh dalam menggunakan produk yang bersangkutan. Bila
produk itu sesuai dengan harapannya, ada kemungkinan mereka akan membeli lagi.
Jika kinerja produk itu mengecewakan atau tidak bisa memenuhi harapan, konsumen
akan mencari alternatif lain yang lebih sesuai. Tujuan dari kedua kegiatan
tersebut di atas adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen melalui pembelian
yang dilakukannya
ada
beberapa penulis yang mengamati keputusan beli konsumen ini dengan mengemukakan
model-model yang lainmodel yang digunakan berbeda karena pada dasarnya
pendekatan mereka berbeda, selanjutnya pembahasan tentang pengambilan keputusan
konsumedn ini akan di titikberatkan pada faktorvlain yang bedlum di sebutkan
sebelumnya dan tidak kalah penting dalam mempengaruhi proses pengambilan
keputusan konsumen. Factor ini adalah situasi.
Tipe-tipe proses
pengambilan keputusan
Proses
mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses manejerial karena
secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan
proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual
dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses
organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal
dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku
organisasional. Dan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi
dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai “apa yang harus dilakukan?” dan seterusnya mengenai unsur-unsur
perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu untuk
dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka proses pengembang
system informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen dan tipe keputusannya. Pada konsep dasar pengambilan keputusan
oleh manajemen, pengambilan keputusan (Decision making) yaitu tindakan
manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Tipe-tipe proses pengambilan keputusan :
·
Keputusan
terprogram atau keputusan terstruktur : keputusan yg berulang-ulang dan rutin,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pada manjemen tingkat bawah. Co: keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang,dll.
·
Keputusan setengah
terprogram atau setengah terstruktur : keputusan yang sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang
terperinci. Co: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi.
·
Keputusan tidak
terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.MasalahSederhana(SimpleProblem)Corak/JenisMasalah
·
Ciri:Berskala besar,tidak berdiri sendiri
(memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandungkonsekuesi besar ,
pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
·
Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara
kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap stafpembantunya.
·
Jenis : Masalah yang
terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur
(Unstructured problems).
2.Masalahrumit(ComplexProblems)Corak/JenisMasalah
·
Definisi : Masalah yang jelas faktor
penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat
rutin, repetitif & dibakukan.
·
Contoh : Penggajian, kepangkatan dan
pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
·
Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih
mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode prosedur / programtetap (SOP).
3.Masalah yang tersrtuktur
·
Definisi : Penyimpangan dari masalah
organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya serta
tidak repetitif kasusnya.
·
Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih
sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmeddecision-making.
4.Masalah yang tidak Terstuktur Pendefinisian
Masalah yang baik
·
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi .
Data objektif dipisahkan dari persepsi.
·
Semua pihak yang terlibat diperlakukan
sebagai sumber informasi.
·
Masalah harus dinyatakan secara eksplisit /
tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
·
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan
jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di
tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
·
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan
jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah.
·
Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah
solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang
bekerja lamban.
Pembelian
stilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement
atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan
Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting
a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum
pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the
organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses
produksi organisasi.
Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai
fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials
and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at
the right time and at the
right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti
bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada
kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi
pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
Diagnosa
perilaku konsumen
Dalampengambilankeputusanmeliputilimatahap:
·
Penetapan masalah
·
Pencarian informasi
·
Evaluasi terhadap pilihan
·
Pemilihan
·
Hasil dari pilihan
Langkah-langkah berikut ini dapat ditransformasikan ke
dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang
komplek :
1)Need Aurosa
2)Proses informas ikonsumen
3)Evaluasi Merek
4)Pembelian
5) Evaluasi sesudah pembelian
Pengambilan keputusan yang komplek seringnya untuk produk
berkategori :
•Barangdenganhargatinggi
•Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan
produk medis
•Barangyangkomplekssepertikomputer
•Barangspecial seperti peralatan olah raga, perabot
• Barang yang berhubungan dengan
ego seseorang seperti pakaian, kosmetik
Sumber :
perilaku
konsumen / Ristiyanti Prasetijo & John. JOI Ihalauw – Ed.1. Yogyakarta:
Andi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar