Rabu, 16 Oktober 2013

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen



Model Proses  pengambilan keputusan konsumen

Model-Model Pengambilan Keputusan
1)      Classical decision model, dimana manager memiliki informasi sempurna dalam lingkungan tertentu. Manager dapat mengetahui problem dengan jelas, dan tahu semua alternative yang mungkin dan konsekuensinya. Hal ini sering disebut dengan istilah optimasi keputusan yaitu, memilih alternative yang memberikan solusi terbaik bagi problem organisasi.

2)      Behavioral decision model, dimana informasi yang dimiliki manajer tidak sempurna dan mengasumsikan bahwa orang bertindak berdasarkan nilai yang mereka terima tentang suatu situasi. Hal ini sering disebut dengan istilah satisficing decision adalah merupakan pemilihan alternative yang paling memuaskan dan beberapa alternative yang ada.

Model Sederhana pembuatan Keputusan Konsumen

            Gambar diatas adalah model yang di kemukakan oleh schiffman dan kanuk (2000) yang menggambarkan keputusan konsumen

* Input
Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen. Input yang utama adalah kegiatan-kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh-pengaruh social-budaya.

·        Input Pemasaran
Aktivitas-aktifitas pemasaran merupakan usaha-usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan dan membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha-usaha tersebut meliputi empat ‘p’ atau bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion.

·        Pengaruh sosial budaya
Lingkungan social budaya yang dimaksud antara lain: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan subbudaya

* Proses
Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan. Untuk dapat mengerti proses, harus dipahami beberapa konsep psikologi terkait. Area psikologis adalah pengaruh-pengarah internal yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh-pengaruh internal tersebut adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap. Proses pengambilan keputusan oleh seorang konsumn terdiri dari tiga tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian pra beli, serta evaluasi terhadap alternative.

·         Sadar akan kebutuhan: konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika menghadapi suatu masalah

·       Pencarian pra beli: pencarian pra beli dimulai ketika konsumen mempersepsi suatu kebutuhan yang mungkin bisa terpuaskan dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk, konsumen berada pada tingkatan ini jika ia merasa memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk. Ada orang yang menjadikan pengalaman sebagai sumber informasi. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan pada kombinasi antara pengalaman masa lalu (sumber internal) dengan informasi pemasaran serta informasi non komersial (sumber eksternal)
·          Evaluasi terhadap alternatif: ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang potensial, konsumen cenderung mempergunakan dua tipe informasi yaitu:
o   senarai merek yang mereka rencanakan untuk di gunakan dalam memilih (evoked set)
o   kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek

* Output
Komponen output menunjuk kepada dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan erat, yaitu

·        perilaku beli: konsumen membuat dua tipe pembelian yaitu pembelian coba dan pembelian ulang 

·     evaluasi pasca beli: komponen terpenting dari evaluasi pasca beli adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen terhadap seleksi yang dilakukannya. Analisis pasca beli yang dilakukan oleh konsumen mungkin tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk dan pengalaman yang di peroleh dalam menggunakan produk yang bersangkutan. Bila produk itu sesuai dengan harapannya, ada kemungkinan mereka akan membeli lagi. Jika kinerja produk itu mengecewakan atau tidak bisa memenuhi harapan, konsumen akan mencari alternatif lain yang lebih sesuai. Tujuan dari kedua kegiatan tersebut di atas adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen melalui pembelian yang dilakukannya

            ada beberapa penulis yang mengamati keputusan beli konsumen ini dengan mengemukakan model-model yang lainmodel yang digunakan berbeda karena pada dasarnya pendekatan mereka berbeda, selanjutnya pembahasan tentang pengambilan keputusan konsumedn ini akan di titikberatkan pada faktorvlain yang bedlum di sebutkan sebelumnya dan tidak kalah penting dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Factor ini adalah situasi.
Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Proses  mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional. Dan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan?” dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka proses pengembang system informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. Pada konsep dasar pengambilan keputusan oleh manajemen, pengambilan keputusan (Decision making) yaitu tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Tipe-tipe proses pengambilan keputusan :
·         Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur : keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Co: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
·         Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur : keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang terperinci. Co: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
·         Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur : keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

1.MasalahSederhana(SimpleProblem)Corak/JenisMasalah
·         Ciri:Berskala besar,tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandungkonsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
·         Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap stafpembantunya.
·         Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).
2.Masalahrumit(ComplexProblems)Corak/JenisMasalah
·         Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
·         Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
·         Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode prosedur / programtetap (SOP).
3.Masalah yang tersrtuktur
·         Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya serta tidak repetitif kasusnya.
·         Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmeddecision-making.
4.Masalah yang tidak Terstuktur Pendefinisian Masalah yang baik
·         Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi.
·         Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
·         Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
·         Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
·         Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah.
·         Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja lamban.




                                                                                     
Pembelian

stilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the
right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.





Diagnosa perilaku konsumen
Dalampengambilankeputusanmeliputilimatahap:
·         Penetapan masalah
·         Pencarian informasi
·         Evaluasi terhadap pilihan
·         Pemilihan
·         Hasil dari pilihan
Langkah-langkah berikut ini dapat ditransformasikan ke dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang komplek :
1)Need Aurosa
2)Proses informas ikonsumen
3)Evaluasi Merek
4)Pembelian
5) Evaluasi sesudah pembelian
Pengambilan keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori :
•Barangdenganhargatinggi
•Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk medis
•Barangyangkomplekssepertikomputer
•Barangspecial seperti peralatan olah raga, perabot
• Barang yang berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian, kosmetik










Sumber :
perilaku konsumen / Ristiyanti Prasetijo & John. JOI Ihalauw – Ed.1. Yogyakarta: Andi

http://irnawatiindah.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html

http://alfiawati.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://informasilive.blogspot.com/2013/03/pengertian-pembelian_3007.html

http://setevy.wordpress.com/2011/10/11/perilaku-konsumen/

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar